Archive for Oktober 2013
RINGKASAN KIMIA INTI
(materi kelas 12/ SMT 1)
A. Unsur Radioaktif
Unsur
radioaktif secara sepontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau
gelombang elektromagnetik (nonpartikel). Jenis-jenis radiasi yang dipancarkan
unsur radioaktif adalah:
1.
Partikel α (Sinar α), terdiri dari inti 2He4 yang bermuatan positip
(2He4)2+.
2.
Partikel β (Sinar β) atau -1e0, sama dengan elektron (e),
bermuatan negatip.
3.
Sinar γ, mirip dengan sinar-x, berupa foton dengan panjang gelombang sangat
pendek
(1 - 10-3 Å).
4.
Partikel β+
(+1e0), merupakan elektron bermuatan positip
(positron). Umumnya dipancarkan oleh inti zat radioaktif buatan.
5.
Elektron capture, sering bersamaan dengan pemancaran positron, sebuah elektron
pada kulit dalam diserap inti.
1p1 + -1e0 ⎯→ 0n1
Kekosongan elektron diisi elektron pada kulit luar dengan
memancarkan sinar-x.
B. Peluruhan Inti
1. Penulisan Nuklida
Nuklida adalah suatu inti atom yang ditandai dengan jumlah proton
(p) dan neutron (n) tertentu, dituliskan: zXA
X =
lambang unsur
Z =
nomor atom = jumlah proton (p)
A =
bilangan massa = jumlah proton dan neutron (p + n)
2. Isotop Stabil dan Isotop Tidak Stabil
Nuklida-nuklida dari unsur yang sama (dengan jumlah proton sama)
tetapi jumlah neutron berbeda disebut isotop. Contoh isotop oksigen adalah: 8O16, 8O17, 8O18
Isotop
yang mempunyai inti stabil disebut isotop stabil. Isotop tidak stabil mempunyai
inti tidak stabil yang merupakan nuklida radioaktif dan akan meluruh. Nuklida
yang dikenal terdapat lebih dari 3 000 nuklida, sekitar 280 di antaranya adalah
nuklida stabil dan lainnya adalah nuklida radioaktif. Beberapa contoh isotop
stabil dan isotop tidak stabil adalah:
Unsur
Isotop stabil Isotop tidak stabil
H H1, H2 H3
K K39, K41 K38, K40, K42, K44
Co Co59 Co57, Co58, Co60, Co61
Pb Pb206, Pb208 Pb205, Pb207, Pb2092
3. Peluruhan Radioaktif Alam dan Radioaktif
Buatan
a. Radioaktif Alam
Unsur/nuklida radioaktif alam yaitu unsur/nuklida radioaktif yang
dapat ditemukan di alam, umumnya ditemukan dalam kerak bumi. Semua unsur/nuklida
radioaktif alam yang bernomor atom tinggi akan termasuk salah satu dari deret
radioaktif berikut:
1)
Deret uranium, dimulai dari 92U238 berakhir pada 82Pb206.
92U238 ⎯→ 82Pb206 + 8 2α4 + 6 -1β0
2)
Deret thorium, dimulai dari 90Th232 berakhir pada 82Pb208.
90Th232 ⎯→ 82Pb208 + 6 2α4 + 4 -1β0
3)
Deret aktinium, dimulai dari 92U235 berakhir pada 82Pb207.
92U235 ⎯→ 82Pb206 + 7 2α4 + 4 -1β0
Unsur
radioaktif bernomor atom rendah jarang ditemui. Contohnya: 19K40
19K40 ⎯→ 20Ca40 + -1β0
b. Radioaktif Buatan
Unsur/nuklida radioaktif buatan adalah unsur/nuklida radioaktif
yang tidak terdapat di alam, tetapi dapat dibuat dari unsur/nuklida alam.
Isotop buatan pertama kali dibuat Rutherford (1919), adalah 8O17 yang
tidak radioaktif.
7N14 + 2He4 ⎯→ 8O17 + 1H1
Isotop
radioaktif buatan pertama adalah 15P30 (1934)
13Al27 + 2He4 ⎯→ 15P30 + 0n1
15P30 ⎯→ 14Si30 + +1e0
Unsur
buatan yang pertama adalah neptunium (Np)
92U238 + 0n1 ⎯→ 92U239
92U239 ⎯→ 93Np239 + -1e0
Deret radioaktif buatan
dimulai dari 93Np235 berakhir
pada 83Bi209.
c. Laju Peluruhan Radioaktif
1. Persamaan Laju Peluruhan
Peluruhan
radioaktif termasuk reaksi ordo pertama. Peluruhan unsur radioaktif sebanding dengan
jumlah atomnya (N).
N0
ln ⎯ = k. ∆ t
Nt
2. Waktu Paruh
Laju peluruhan merupakan ukuran kesetabilan inti, biasanya dinyatakan
dalam waktu paruh (t ½ ), yaitu waktu yang diperlukan untuk meluruh agar jumlah
atom (N0)
menjadi tinggal separuhnya (½ N0).
0,693
t ½ = ⎯⎯
k
Di
laboratorium untuk memudahkan pengukuran jumlah atom (N) atau radioaktifitas
(A) dinyatakan dalam count (banyaknya peluruhan yang tercatat pada detektor)
permenit.
A0
ln ⎯ = k. ∆ t
At
A0 =
radioaktifitas pada saat t = 0
3. Radioactive Dating
Istilah radioactive dating digunakan pada penggunaan radiasi dari
unsur radioaktif untuk menentukan umur atau usia (dating) suatu bahan yang
mengandung unsur radioaktif tersebut. Misalnya batuan yang semula mengandung U238 dapat
ditentukan umurnya dengan menghitung kadar Pb206 pada batuan sekarang. U238 akan
berhenti meluruh jika telah terbentuk Pb206.
92U238 ⎯→ 82Pb206 + 8 2He4 + 6 -1e0
Umur sisa mahluk hidup (fosil) dapat ditentukan dengan mengukur
radioaktifitas atau laju peluruhan C14 pada sisa mahluk hidup dan
dibandingkan dengan laju peluruhan C14 pada mahluk hidup sekarang (≈
laju peluruhan C14 semula). Penggunaan radiasi C14 untuk
menentukan umur sisa mahluk hidup ini disebut Radiokarbon Dating.
Contoh soal:
1.
Waktu paruh U238 adalah 4,5 x 109 tahun. Setelah berapa lama U238 akan
tersisa tinggal 30 % dari semula ?
2.
Waktu paruh Ra226 adalah 1 600 tahun. Setelah berapa lama 2 gram Ra226 menjadi
tinggal 0,125 gram ?
3.
Aktivitas C14
dari contoh fosil tulang adalah 1/10 aktivitas C14 pada
mahluk hidup sekarang. Berapa umur fosil tersebut jika waktu paruh C14 adalah
5 730 tahun ?
D. Reaksi Inti.
Pada reaksi inti biasanya massa sebelum reaksi tidak sama dengan
massa sesudah reaksi. Hal ini karena terjadi perubahan massa menjadi energi
atau sebaliknya. Menurut Einstein:
E = m.c2
c =
2,998 x 10-10
cm/dt
1
sma ≈ 931,4 MeV
1 eV
= 1,6021 x 10-12 erg
1
erg = 10-7
joule
1
MeV = 1,6021 x 10-13 J
Misal selisih massa 0,1587
gram setara dengan pelepasan energi sebesar ± 14 300 juta Joule.
Dikenal ada tiga macam
reaksi inti, yaitu reaksi penembakan dengan partikel, reaksi fisi, dan reaksi
fusi.
1. Reaksi penembakan dengan partikel.
Sebagai partikel penembak (peluru) dapat berupa partikel ringan,
misalnya: 2α4 , 1p1 , 0n1 , 1D2 atau
partikel berat, misalnya: 6C12 , 7N14 , 8O16. Rutherford
(1919) dengan penembak partikel α berhasil mengubah 7N14 menjadi
8O17
7N14 + 2He4 ⎯→ 8O17 + 1H1
atau
dapat dituliskan:
7N14 (α,p)
8O17
Irene
Curie (1933) dengan penembak partikel α berhasil mengubah 13Al27 menjadi
15P30
13Al27 + 2He4 ⎯→ 15P30 + 0n1
Partikel kecil untuk penembak diperoleh dari proses peluruhan
isotop atau dari reaktor nuklir. Penembakan dapat dengan pemercepat partikel (particle
accelerator) misalnya siklotron. Dengan siklotron penembak dapat juga
partikel besar. Dengan siklotron Glenn Seaborg dapat membuat unsur-unsur
transuranium nomor atom 93 sampai dengan 105.
Contoh:
92U238 + 6C12 ⎯→ 98Cf 246 + 4 0n1
92U238 + 7N14 ⎯→ 99Es247 + 5 0n1
92U238 + 8O16 ⎯→ 100Fm249 + 5 0n1
96Cm246 + 6C13 ⎯→ 102No254 + 5 0n1
98Cf 249 + 6C12 ⎯→ 104Ku257 + 4 0n1
2. Reaksi fisi/pembelahan.
Reaksi fisi merupakan reaksi antara neutron dengan suatu nuklida
dari atom berat, menghasilkan 2 macam nuklida lain yang lebih ringan. Pertama
kali ditemukan oleh Otto Hahn (1939). Fermi (1914) menemukan
transuranium dengan cara menembak Uranium menggunakan neutron. Neutron cepat
adalah neutron yang memiliki energi tinggi (energi kinetik) ± 14 MeV,
dihasilkan dari generator neutron, kemudian dilewatkan pada akselerator. Reaksi
yang terjadi dalam reaktor : (n*,2n). Nuklida yang bereaksi dengan neutron
cepat umumnya 92U238 .
92U238 + n* ⎯→ 56Ba138 + 37Rb99 + 2n
Reaksi
fisi dengan neutron termal banyak dijumpai pada reaktor inti. Nuklida 92U235 paling
sering bereaksi fisi dengan neutron termal. Bila 92U235 ditembak
dengan neutron termal akan menghasilkan nuklida baru dengan 2 atau 3 neutron
dengan energi sebesar ± 200 MeV.
92U235 + n ⎯→ 56Ba138 + 36Kr 96 + 3n
+ 200 MeV
Neutron
baru yang dihasilkan mempunyai energi ± 2 MeV. Jika digunakan untuk reaksi fisi
selanjutnya neutron ini masih mempunyai energi yang cukup tinggi, sehingga
perlu diperlambat dengan moderator (misalnya: air, air berat, grafit, berilium)
hingga ± 0,025 eV. Bila reaktor inti dilengkapi moderator, maka reaksinya dapat
dikendalikan dengan batang kendali untuk menyerap neutron, dan reaksi
berlangsung secara berantai.
3. Reaksi fusi/penggabungan.
Reaksi fusi merupakan reaksi penggabungan inti-inti ringan menjadi
inti baru yang lebih berat. Reaksi ini hanya berlangsung pada suhu tinggi (juta
°C), untuk memperoleh energi aktivasi agar inti-inti ringan dapat bergabung.
Dalam proses penggabungan ini dihasilkan energi yang besar. Diperkirakan energi
yang dipancarkan matahari adalah hasil fusi nuklir inti-inti hidrogen menjadi
inti helium:
4 1H1 ⎯→ 2He4 + 2 1e0
Reaksi
fusi terjadi pada bom hidrogen, yang energi aktivasinya diperoleh dari reaksi
fisi yang terjadi dalam bom:
1H2 + 1H3 ⎯→ 2He4 + 0n1 +
energi
Sebagai sumber energi, penggunaan reaksi fusi lebih menguntungkan
karena energi yang dihasilkan lebih besar dan tidak menghasilkan isotop
radioaktif. Isotop yang dihasilkan bersifat setabil, misalnya helium.
Kesulitannya, reaksi fusi terkontrol perlu tempat yang dapat menahan suhu
tinggi (± 50 juta°C sampai dengan 200 juta°C).
E. Reaktor Inti.
Reaktor
inti merupakan tempat berlangsungnya reaksi pembelahan inti (reaksi fisi)
secara terkendali. Reaktor inti yang pertama dibuat oleh Fermi (1942).
Berdasarkan tujuan penggunaannya, reaktor inti dibedakan menjadi reaktor
penelitian dan reaktor daya.
1. Reaktor Penelitian.
Reaktor Penelitian digunakan untuk tujuan penelitian. Reaktor ini
didesain sebagai sumber neutron yang dapat digunakan untuk menghasilkan
radioisotop, mengukur fluks, untuk analisa, dan sebagainya. Jenis reaktor
penelitian misalnya:
a.
Reaktor jenis TRIGA (Training Research and Isotope Production General
Atomic), menghasilkan fluks neutron sekitar 1011 - 1012 nV.
Digunakan untuk menghasilkan radioisotop untuk keperluan penelitian fisika dan
analisis berbagai bidang.
b.
Reaktor uji material menghasilkan fluks neutron dalam orde 1014 - 1016 nV.
Digunakan untuk tujuan reaksi, untuk menguji material, bahan bakar, komponen
reaktor yang nantinya akan digunakan untuk komponen reaktor daya.
2. Reaktor Daya/Reaktor Nuklir.
Reaktor daya ditujukan untuk memulai reaksi pembelahan (fisi)
untuk menghasilkan reaksi berantai, dapat mengendalikan reaksi dan memanfaatkan
energi yang dihasilkan. Neutron yang dihasilkan adalah neutron cepat dengan
energi 2 MeV. Neutron yang menghasilkan reaksi fisi selanjutnya adalah neutron
termal dengan energi 0,025 eV. Nuklida yang digunakan dalam reaktor inti
umumnya 92U235.
92U235 + 0n1 ⎯→ 56Ba138 + 36Kr96 + 3n
+ 200 MeV
Setiap
1 mol 92U235 menghasilkan
energi ± 200 MeV, setara dengan energi yang dihasilkan pada pembakaran 500 ton
batubara.
Komponen utama reaktor nuklir terdiri dari:
a. Bahan bakar. Bahan bakar ditempatkan
dalam teras reaktor. Umumnya berupa pelet UO2 dibungkus dalam kelongsong agar
produknya tetap terkungkung dalam kelongsong tersebut. Uranium yang digunakan
adalah uranium alam yang diperkaya dengan 92U235.
b. Moderator. Moderator umumnya berupa
grafit, air berat, atau air biasa. Berfungsi untuk menurunkan energi neutron
melalui tumbukan. Diharapkan pada setiap tumbukan antara neutron dengan
moderator, neutron akan kehilangan energi.
c. Batang
kendali. Batang kendali berfungsi untuk mengendalikan jumlah reaksi yang
terjadi dalam reaktor, dengan cara menyerap neutron. Bahan batang kendali harus
mempunyai kemampuan menyerap neutron yang tinggi, seperti kadmium, boron, dan
hafnium.
d. Pendingin.
Umumnya reaktor menggunakan moderator juga sebagai pendingin, misalnya air yang
disirkulasikan menggunakan pompa. Pendingin lain yang biasa digunakan adalah
helium, CO2,
dan logam cair.
e. Penukar panas (heat exchanger).
Pendingin primer merupakan rangkaian tertutup. Bahan pendingin itu
dikembalikan ke dalam reaktor menggunakan pompa, sedangkan panasnya dipindah
pada sistem penukar panas.
f. Perisai
radiasi. Perisai radiasi berfungsi menahan radiasi agar tidak keluar dari reaktor.
F. Dampak Radiasi.
1. Penggunaan Zat Radioaktif.
Zat radioaktif banyak digunakan dalam bidang pertanian,
kedokteran, industri, dan analisis, misalnya :
a. P32 digunakan
untuk mempelajari penyerapan pospor dalam pupuk oleh tanaman, mempelajari fotosintesis
pada tanaman.
b.
Na24 dalam
NaCl digunakan untuk diagnosa sirkulasi darah.
c. I131 untuk
diagnosa fungsi kelenjar thiroid atau untuk terapi. Radiasi γ dapat merusak
sebagian dari kegiatan thiroid dalam hiperthiroidism.
d.
Radiasi γ dari Co60 untuk penyembuhan tumor dan kangker.
e.
Radiasi γ dari Ra untuk pemandulan hama jantan.
f. O18 untuk
mempelajari mekanisme reaksi esterifikasi.
g. U235 digunakan
dalam reaktor nuklir (PLTN).
8
2. Bahaya/Efek Radiasi Bagi Tubuh Manusia
Radiasi dari zat radioaktif dapat mengionkan partikel atau molekul
zat yang dilaluinya, termasuk sel-sel tumbuhan, hewan, dan manusia. Daya
mengionkan ini sebanding dengan energi radiasinya. Daya tembus partikel/sinar
radioaktif berbeda-beda, dan bergantung pada energinya. Dalam aluminium
perbandingan daya tembus partikel α : β : γ = 1 : 100 : 10 000. Di udara
partikel α dapat menembus sekitar 2,8 cm sampai 8,5 cm. Setiap cm udara yang
dilintasinya, partikel α dapat menghasilkan 50 000 sampai 100 000 pasang ion
(pasangan ion positif dan elektron), partikel β menghasilkan beberapa ratus
pasang ion, dan sinar γ menghasilkan beberapa pasang ion. Dengan energi yang
sama, jumlah pasangan elektron yang dihasilkan partikel α, β, dan γ juga hampir
sama karena β melintas lebih jauh dari α dan γ lebih jauh lagi.
Penggunaan radiasi dapat secara eksternal, yaitu dengan
memancarkan radiasi dari luar tubuh, maupun secara internal, yaitu dengan
memasukkan radioaktif ke tubuh, sehingga tubuh menjadi radioaktif. Akibat
radiasi dapat menimbulkan gangguan pada sel-sel tubuh, yang dapat terjadi
dengan segera (dalam waktu pendek setelah radiasi), maupun setelah beberapa
lama radiasi. Efek radiasi bagi tubuh dapat berupa efek somatik maupun genetik.
a. Efek somatik (somatic effects).
Efek somatik radiasi
mempengaruhi sel somatik, sehingga pengaruhnya muncul pada diri yang
bersangkutan dan tidak menurun ke generasi berikutnya.
1).
Efek somatik nonstokostik. Efek somatik radiasi bersifat nonstokostik jika ada
hubungan sebab akibat yang pasti antara dosis radiasi yang diterima dengan
pengaruh yang ditimbulkan. Umumnya terjadi pada jaringan yang memiliki laju
penggantian sel yang tinggi. Akibatnya fungsi jaringan akan hilang.
2).
Efek somatik stokostik. Efek somatik radiasi bersifat stokostik jika tidak
dapat dipastikan adanya hubungan antara dosis radiasi yang diterima tubuh
dengan akibat yang ditimbulkan. Umumnya tidak segera muncul setelah radiasi.
Bisa terjadi jika terkena radiasi dosis tinggi (dosis akut) atau dosis rendah
waktu lama (dosis kronis).
b. Efek Genetik (genetic effects).
Efek genetik radiasi
mempengaruhi sel-sel germinal dan muncul pada keturunan. Efek genetik bersifat
stokostik dan muncul pada korban radiasi. Radiasi dosis rendah dapat
menyebabkan perubahan pada DNA sehingga terjadi mutasi gen yang dapat muncul
pada beberapa keturunan.
3. Penanggulangan Bahaya Radiasi.
Secara teknis, untuk mengurangi tingkat bahaya radiasi terhadap
tubuh pengguna radiadi dapat dengan cara mengatur waktu radiasi, mengatur jarak
radiasi, dan memasang perisai antara sumber radiasi dengan tubuh. Secara
nonteknis, untuk menanggulangi bahaya radiasi dapat dengan mengontrol atau
mengawasi pemaparan yang dapat menimbulkan bahaya radiasi, diantaranya dengan
cara menghilangkan bahaya, mengawasi bahaya, mengawasi pekerja radiasi, dan
dibuat peraturan. Undang Undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran mengatur tentang pembangunan, pengangkutan, penyimpanan,
penyediaan, penggunaan tenaga nuklir dan keselamatan kerja terhadap radiasi.
SENYAWA KOORDINASI (KOMPLEKS)
TATANAMA DAN PENULISAN
handout kls 12 IPA / SMA Xaverius 1 Jambi /Smt 1
oleh
Elizabeth T,S.Si, M.Pd
Senyawa koordinasi dapat berupa ion maupun
molekul netral yang terdiri dari:
1.
Atom pusat
yaitu ion logam transisi = sebagai asam Lewis
2. Ligan yaitu molekul netral atau ion=
sebagai basa Lewis
Syarat ligan: harus mempunyai PEB.
Penulisan senyawa atau ion kompeleks diberi
tanda kurung siku besar [............]
Misal: [Cu(H2O)4]2+ à ion
kompleks
[Cu(H2O)4]SO4.H2O à senyawa kompleks
Contoh ligan
unidentat:
Contoh ligan
multidentat:
etilenadiamina
(en);
oksalato (ox);
o-fenantrolina (o-fen)
dietilenatriamina (dien); trietilenatetramina (trien);
etilenadiaminatetraasetat (EDTA)
Menentukan BK
(bilanganKoordinasi)
Tentukan bilangan oksidasi atom logam pusat
yang ter-koordinasi dalam senyawa berikut:
- K[Co(CN)4(NH3)2]
- [Os(CO)5]
- Na[Co(OH)3(H2O)3]
Jwb:
- Biloks K = +1 maka muatan ion kompleks = -1.
muatan
ligan NH3 = 0 dan CN = -1, maka biloks atom
logam pusat: = (2 x 0) + (4 x -1) + (X) = -1;
maka: X
= +3
- Muatan ligan CO = 0 maka muatan senyawa kompleks = 0 berarti biloks
Os = 0
- Biloks Na = +1 maka muatan ion kompleks = -1
muatan
ligan H2O = 0 dan OH = -1, maka biloks atom
logam pusat:
= (3 x 0) + (3 x -1) + (X) = -1; X = +2
Penulisan senyawa
koordinasi:
- Penulisan: bermuatan positif terlebih dahulu baru yang bermuatan
negatif.
- Dalam tiap ion kompleks atau kompleks netral: atom pusat (logam)
dituliskan dahulu, disusul ligan bermuatan negatif lalu ligan netral dan
terakhir ligan bermuatan positif.
Penulisan
ligan yang bermuatan sejenis diurutkan
berdasarkan abjad dalam bahasa Inggris dari tiap simbol
pertama ligan
- Baik ion kompleks maupun kompleks netral dituliskan dalam kurung
siku
Tatanama senyawa
koordinasi:
- Penamaan: ion bermuatan positif lalu bermuatan negatif.
- Nama ion kompleks: ligan dahulu lalu ion logam pusatnya.
- Urutan penamaan ligan: abaikan muatan ligan & urutkan
berdasarkan urutan abjad nama ligan dalam bahasa inggrisnya tetapi nama
ligan tetap dituliskan dalam bahasa Indonesia
- Aturan umum nama ligan:
Ø ligan bermuatan negatif: diberi akhiran -o dari nama dasarnya (Cl-:
klorida menjadi kloro)
Ø ligan bermuatan positif: diberi akhiran ium dari nama dasarnya ( NH4+:
amonium)
Ø ligan bermuatan netral, diberi
nama sesuai
molekulnya, kecuali beberapa
ligan
- Jumlah tiap jenis ligan dalam awalan Yunani.
- Muatan ion kompleks dituliskan setelah nama atom logam pusat tanpa
jarak. Jumlah muatan ion kompleks
ditulis dalam nomor Arab dan diikuti dengan tanda jenis muatannya di dalam tanda kurung
- nama logam pada ion kompleks bermuatan negatif di beri akhiran at
LAT.
Tafsirkan rumus senyawa kompleks dari
nama-nama senyawa di bawah ini:
- natrium trikarbonatokobaltat(3-)
- diaminadiakuodikloroplatinum(2+)bromida
- natrium tetranitratoborat(1-)
JWB:
- Muatan ion kompleks = -3 diperlukan 3 kation Na
rumus
senyawanya = Na3[Co(CO3)3]
- Muatan ion kompleks = +2 diperlukan 2 anion Br
rumus
senyawanya = [PtCl2(NH3)2(H2O)2]Br2
- Muatan ion kompleks = -1 diperlukan 1 kation Na
rumus
senyawanya = Na[B(NO3)4]
CONTOH
[Ni(CO)4] = tetrakarbonilnikel
[Co(NH3)3(NO2)3] = triaminatrinitrokobalt(III)
K3[ Fe(CN)6 ] = kalium heksasianoferat(III) atau Kalium
heksasianoferat(3-)
K4[ Fe(CN)6 ] = kalium heksasianoferat(II) atau kalium
heksasianoferat(4-)
[V(CO)5]3- = ion pentakarbonilvanadat(III)
atau ion pentakarbonilvanadat(3-)
atau ion pentakarbonilvanadat(3-)
[Fe(CO)4]2- = ion tetrakarbonilferat(II) atau ion tetrakarbonilferat(2-)
[Cu(NH3)4]SO4 = tetraaminatembaga(2+) sulfat
atau tetraaminatembaga(II)sulfat
atau tetraaminatembaga(II)sulfat
[Cu(NH3)4][PtCl4] = tetraaminatembaga(II)
tetrakloroplatina(II)
atau
tetraaminatembaga(2+) tetrakloroplatina(2-)
ISOMER senyawa
koordinasi
A.ISOMER STRUKTUR
1. Isomer ionisasi, [PtCl2(NH3)4]Br2
[PtBr2(NH3)4]Cl2
2. Isomer akua, [Cr(H2O)6]Cl3
ungu
[CrCl(H2O)5]Cl2.H2O
biru hijau
[CrCl2(H2O)4]Cl.2H2O
hijau
3. Isomer koordinasi,
[Co(NH3)6][Cr(CN)6] dan [Cr(NH3)6][Co(CN)6]
3.
Isomer ikatan, ligan
nitro –NO2 nitrito –ONO, siano (CN-) isosiano (NC-), tiosianato (SCN-) isotiosianato (NCS-)
ISOMER RUANG
1. Isomer Geometri, cis- dan trans- :
2.
Isomer Optik, bayangan cermin
sumber: www.google.com
Aplikasi senyawa
koordinasi
1.
Proses fotografi
AgBr (p) + S2O32- --> [Ag(S2O3)2]3- + Br-
2.
Proses penyepuhan
Anoda
: Cu + 3CN- --> [Cu(CN)3]2-
+ e-
katoda
: [Cu(CN)3]2- + e- --> Cu + 3CN-
3.
Metalurgi emas
ekstraksi
Au di alam dengan proses pengkompleksan oleh CN-
4Au(p)
+ 8CN- + O2 + 2H2O --> 4[Au(CN)2]-
+ 4OH-
2[Au(CN)2]-(aq)
+ Zn(p) -->2Au(p) + [Zn(CN)4]2-(aq)
4.
Pengolahan air
Ø menghilangkan logam tertentu dalam air dengan cara pengkelatan
Ø pengkelatan besi dengan EDTA
Ø Fe2+ + EDTA à [Fe(EDTA)]2-
[Fe2+] dalam air <<< tak menimbulkan endapan walaupun
ditambahkan basa
5.
Membersihkan darah; pengikatan ion Ca2+ dalam
darah
dengan EDTA.
6. Menghilangkan logam berat
dalam tubuh; logam berat
beracun seperti Hg dan Pb dapat dikompleks dengan
EDTA
LATIHAN
Berikan nama ion atau senyawa kompleks berikut ini:
a. Na2[Fe(CO3)2]
b. [Rh(NH3)5(NO2)]Cl
c. (NH4)3[Fe(CN)6]
|
d. [Cu(NH3)4]3[Fe(CN)6]2
d. [Co(CO)4]-
|
Tuliskan rumus dari molekul kompleks
dibawah ini:
a. Diaminaperak(I) heksasianoferat(II)
b. Triaminatritiosianatorodium(III)
c. Kalium diaminatetrabomokobaltat(III)
|